Pianis dan komposer Gardika Gigih merilis album terbaru berjudul “Ibuku”, sebuah karya yang lahir dari ruang paling pribadi dalam hidupnya. Album ini menjadi ungkapan terima kasih untuk mendiang Ibunda, Purwanti Prasetyaningsih, yang telah menjadi sumber kasih, pengorbanan, dan inspirasi dalam perjalanan hidup dan musiknya.
Inspirasi album ini berawal dari sebuah mimpi yang begitu nyata pada suatu Minggu. Dalam mimpinya, Gardika bertemu Ibunda dan berbicara dari hati ke hati. “Terima kasih untuk segala kasihmu, Mami. Maaf tak selalu bisa berada di sampingmu,” ucapnya dalam mimpi tersebut. Ibunya menjawab dengan senyum hangat, “Tak apa le, menyenangkan punya anak sepertimu.” Mimpi ini meninggalkan kesan mendalam, hingga membuat Gardika terbangun dengan air mata.
Album “Ibuku” menjadi bentuk penghormatan atas perjuangan sang Ibu, yang di masa sulit selalu menyisihkan gajinya sebagai guru tidak tetap agar Gardika bisa belajar piano. Perjalanan itu berlangsung bertahun-tahun, hingga keluarga mereka perlahan bangkit secara ekonomi. Musik yang ada di album ini sebagian besar lahir dari momen-momen Gardika menemani Ibunya yang sakit, sebuah cara untuk mencerna perasaan, doa, dan kepasrahan.
Purwanti Prasetyaningsih berpulang pada 8 Maret 2025. Namun, sebelum kepergiannya, beliau menyampaikan bahwa hidupnya sudah lengkap—doanya terjawab dengan kelahiran cucu pertama keluarga, Karina Larasati Svaragita, pada 18 Mei 2024. “Di tengah kebahagiaan dan duka, musik menjadi jembatan saya untuk menerima misteri kehidupan,” ungkap Gardika.
Bersama tim Arseri Music, sketsa-sketsa piano itu kemudian direkam ulang dan disusun menjadi album penuh. “Album ini adalah surat cinta saya untuk Ibu, sekaligus doa bagi semua orang yang pernah merasakan kehilangan,” tutup Gardika.
Album “Ibuku” dapat dinikmati di seluruh platform musik digital pada tanggal 25 September 2025. Selamat mendengarkan, semoga karya ini menjadi pengingat bahwa cinta seorang Ibu tak pernah benar-benar pergi.